My Impression: Setelah melihat seluruh seri Love Live! (µ's dan Aqours)


PERINGATAN : Review ini memiliki konten saling membandingkan.

Mungkin agak telat membuat review ini mengingat bahwa Love Live! Sunshine!! Season pertama berakhir tahun 2016 yang lalu. Saya sendiri awalnya menonton anime hanya berdasarkan rating. Rating anime menurut MAL 8 ke atas menjadi prioritas utama saya dan saya lihat Love Live! Memiliki rating 7 jadi saya baru-baru ini nonton atau biasanya saya skip aja. Baiklah langsung saja ke review saya.
Love Live! Merupakan anime yang diadaptasi oleh studio Sunrise dengan mengangkat tema musik dan konsep Idol. Love Live! Sendiri terdapat dua grup dari generasi yang berbeda yaitu generasi pertama dengan grup µ's alias Honoka dkk, kemudian muncul generasi selanjutnya yaitu grup Aqours alias Chika dkk. Yang membuat saya tertarik dengan anime Love Live! Ini awalnya liat forum tentang Love Live! Yang banding-bandingin antara kedua grup ini. Jadi saya semakin penasaran pingin nonton anime kayak apa sih Love Live! Ini.

They are two different people, dude.

Setelah saya menonton kedua seri ini pertama yang saya lihat dari kedua seri ini adalah alur cerita. Dari yang saya amati kedua seri ini memiliki alur yang sama untuk tujuan utamanya yaitu menyelamatkan sekolah dari penutupan dan memenangkan kompetisi “Love Live!”. Namun, yang menarik disini adalah bagaimana mereka dapat mencapai tujuan mereka untuk itu. Berbeda dengan anime idol yang lain seperti im@s dan WUG yang memilki tujuan untuk menjadi terkenal (mungkin karena level udah pro bukan bocah sekolahan lagi). Kedua grup ini (balik ke µ's dan Aqours lagi) meskipun memiliki alur cerita yang sama tapi perjalanan untuk mencapainya sungguh benar-benar berbeda. µ's memiliki setting tempat di kota besar seperti Akihabara dan Aqours di kota kecil di Uchiura.
Two different world and level. 

Menurut saya Aqours memiliki tantangan yang lebih besar untuk menarik peminatnya karena jika dibandingkan dengan populasi(menurut di Anime) di Uchiura tidak memiliki banyak penduduk sedangkan Akihabara(surganya wibu dan otaku) pasti lebih mudah mendapatkan perhatian. Kota Uchiura(di Anime) hanya memiliki satu SMA saja sedangkan di Akihabara malah bingung mau masuk SMA yang mana. Dari seri yang pertama kita bisa lihat bahwa perjuangan awal µ's berjalan bisa dibilang terlalu mulus hanya di akhir seri season pertama saja terdapat halangan sedikit namun sebenarnya hanya masalah internal dari anggotanya(tragedi tamparan Umi ke muka Honoka) dan sebenarnya tidak merusak peringkat mereka di website Love Live!(versi Anime)(namun mereka juga nyari masalah sendiri dengan mundur dari website Love Live!).
Wow! Peningkatan yang luar binasa.

Masalah yang dibuat oleh mereka sendiri.

School Idol sendiri di seri pertama juga masih sedikit peminatnya sekitar 999 peserta dibandingkan dengan Aqours yang mencapai 4999 (buset bisa langsung segitu emang apa setiap sekolah di Jepang ada school idolnya gitu ya). Namun, di akhir seri pertama season satu berakhir dengan dibatalkannya penutupan SMA Otonokizaka dan kembalinya nama µ's di website Love Live! berbeda dengan seri Sunshine! Sampai akhir season satu masih belum jelas nasib SMA Uranohoshi. Alur cerita di 3 episode seri pertama dan seri Sunshine benar-benar mirip, dari awal pingin buat School Idol terus ajak-ajak temen, dapet anggota yang sekelas, udah dapet anggota ditolak ketua osis, terus nyari penonton buat live pertama dsb, saya sampai mau bilang kalau Aqours ini hanyalah copy-annya µ's. Apalagi saat Chika membuat School Idol karena ingin menjadi seperti µ's membuat saya merasa bahwa seri Sunshine ini akan sama seperti µ's. Namun, di akhir season 1 Aqours memilih untuk berhenti mengikuti µ's dan ingin menemukan jalan mereka sendiri.

It’s a goddamn de javu(?)

Saya sempat vacuum  nonton seri Sunshine selama sebulan gara-gara 3 episode copy-an tersebut. Namun, ternyata saya salah seiring dengan berjalannya episode µ's dan Aqours menunjukkan keunikan mereka sendiri. Jika µ's meraih kepopuleran dengan mulus tanpa halangan apapun bahkan dengan rival mereka, A-RISE, yang merupakan peringkat pertama di dunia School Idol atau bahkan bisa disebut legenda School Idol (hebat bener µ's yang baru masuk dunia School Idol langsung jadi rival legenda School Idol, trs peringkat yang di atasnya µ's itu pada kemana kok malah pasrah aja), Aqours mendapat rintangan yang berliku-liku bahkan waktu diundang ke Tokyo mereka tidak mendapatkan poling suara sama sekali(iya lah baru bikin grup mau langsung terkenal aja, semua itu butuh proses). Bisa dibilang alur cerita seri Sunshine lebih kompleks dibanding seri pertama. Perbedaannya tidak terletak pada itu saja latar belakang tiap karakter juga benar-benar berbeda(apalagi yang kelas 3 penyajian cerita yang bagus untuk seri Sunshine). Drama yang ditunjukkan di seri Sunshine lebih mengena dan natural dibanding dengan seri pertama karena seri Sunshine menawar drama dengan tema bangkit setelah keterpurukan bukan drama yang lebih pada konflik internal member.

Tujuannya gak muluk-muluk cuman pengen dapet 1 satu suara.

Selanjutnya dari segi perkembangan karakter, saya ambil dari leader mereka dulu yaitu Honoka dan Chika yang merupakan dedengkot berdirinya School Idol di sekolah mereka. Sifat mereka bisa dibilang mirip cuman beda wajah, seiyuu(tp tetep milih An-chan), dan nama aja. Tapi ternyata apabila dilihat dengan seksama sifat mereka benar-benar berbeda(kecuali ambisi mau bikin School Idol dan optimisnya) seiring dengan berjalannya alur cerita. Yang saya lihat Honoka terlihat menjadi akar dari µ's dan apabila akar tersebut tidak kuat pohon yang tertiup angin pun akan jatuh. Honoka adalah kiblat anggota µ's yang lain karena semua keputusan ada di tangan Honoka seperti contoh di episode 11 season 1 Honoka memutuskan berhenti menjadi School Idol anggota yang lain pun hanya melongo dan terimo dadi (kecuali Nico, aku salut waktu episode tersebut yang tetep dengan ikhlas menjadi School Idol tanpa komando Honoka). 


Ketika komandan berbicara keputusan tersebut adalah mutlak titik!

Scene yang kusuka dari Nico.


Lupa ya kalau kelas 3 mau lulus? Jadi nyia-nyiain Love Live!

Honoka yang saya lihat terkesan egois dan memaksakan kehendaknya saja tanpa mempedulikan sekitar. Tapi, jika dilihat dari sisi lain sebagai leader saya rasa Honoka juga melakukan sesuatu yang seharusnya leader lakukan yaitu berani mengambil keputusan dengan cepat itu poin positif dari Honoka yang tidak dimiliki oleh Chika (yang harus nyebur laut dulu biar dapat wangsit lanjut School Idol apa enggak). Lanjut ke karakter Chika, tujuan awal Chika ingin membuat School Idol hanyalah keegoisan belaka agar bisa seperti µ's. Namun, kemudian tujuan ini berubah menjadi lebih ingin menyelamatkan sekolah daripada ingin terkenal seperti µ's. Chika sendiri tidak terlihat memaksakan keinginannya sampai mendesak orang buat gabung grupnya(kecuali pas kasus Riko), yang saya lihat Chika hanya menawarkan kesempatan menjadi School Idol kepada murid-murid di sekolahnya, contoh saat di episode 2 saat naik bis Chika menawarkan ke Hanamaru dan Ruby untuk bergabung namun ditolak karena ada alasan Chika pun memakluminya. 

Cari anggota langsung labrak ke kelas dan interogasi di atap.

Santai aja ikutin arus gak perlu buru-buru.

Chika lebih memerhatikan setiap anggotanya dibanding Honoka (yang cuman deket sama Umi dan Kotori saja). Chika melihat personailty tiap anggotanya dengan seksama, bisa dilihat saat lari naik tangga Chika tahu bahwa Hanamaru yang tidak bagus dalam olahraga agar tidak memaksakan diri saat lari naik tangga, kemudian sifat chuunibyou Yoshiko agar tidak perlu berhenti bersikap seperti itu dan menjadi diri sendiri, dan yang paling membuat saya apresiasi terhadap Chika adalah saat kegagalan dari Tokyo Chika tidak ingin membuat down grupnya dengan mengatakan “Itu tadi adalah performa terbaik kita”. 

Menerima segala kekurangan member adalah langkah leadership.

Namun, yang menjadi kekurangan Chika adalah terlalu menanggung semuanya sendiri, yang ingin saya katakan adalah kau masih seorang gadis SMA yang lemah dan butuh support dari yang lain(meskipun saya tahu klo dia tidak ingin anggotanya down). Dan beruntungnya teman-temannya juga dengan ikhlas dan tulus untuk menjadi School Idol bukan karena ajakan Chika atau leadernya ambruk grupnya malah chaos. Untuk karakter yang lain dari seri pertama saya tidak melihat kesembilan member mendapat screentime yang cukup untuk menunjukkan karakter mereka sehingga saya tidak bisa mendeskripsikanya. Menurut saya karakter yang paling menonjol selain Honoka adalah Maki, Nico, dan Hanayo. Tapi, dari ketiga karakter tersebut sampai seri berakhir hanya satu kalimat saja yang bisa saya deskripsikan. Maki orangnya tsundere, Nico suka melakukan “Nico-nico nii”, dan Hanayo gila idol dan suka makan nasi(udah cuma tau itu aja). Untuk karakter yang lain saya masih bingung ingin mendeskripsikan apa. Btw, best girl saya di µ's awalnya Nozomi tapi karena terlalu banyak doujin NozoEli saya berpindah haluan ke Hanayo (doujinnya tetep ada tapi gk sebanyak NozoEli).

Dari tiga gambar ini cukup bisa tau.

 Di seri Sunshine walaupun hanya dengan satu season saya hampir bisa mendeskripsikan tiap karakter yang ada dibanding dengan µ's dengan 2 season plus movie yang hanya berfokus di Honoka(emang centernya dia ya wajar juga sih). Pembawaan karakter di seri Sunshine lebih terlihat natural sehingga lebih mudah dipahami(mungkin studio Sunrise sudah belajar dari seri pertama). Mungkin pendapat saya lebih terkesan lebih mendukung yang seri Sunshine dibanding seri pertama tapi silahkan nonton sendiri dan kalian mungkin bisa menilai sendiri. Jika saya mendeskripsikan satu-satu tiap karakter di seri Sunshine mungkin tulisan ini bisa menjadi sangat panjang jadi saya skip saja(klo tetep penasaran bisa PM saya saja). Best girl saya untuk seri Sunshine of course sang leader Takami Chika.

Cuman Screenshotan doang.

Untuk artwork saya tidak banyak berkomentar karena keduanya dibuat studio yang sama jadi mengalami perkembangan dari tahun ke tahun dan tentu saja grafik terbaik adalah saat seri Sunshine. Tapi, saya pingin lihat artwork Bokura no Live Kimi no Life jadi anime (tapi itu mustahil). Tampilan CG juga berkembang dengan baik. Dan dengan artwork seperti itu karakternya jadi kawaii semua gak ada yang jelek. Bahkan karakter yang hanya sekedar lewat bisa jadi best girl (itu klo kalian cuman liat tampang doang). Background tempat untuk seri pertama menurut saya sudah sangat kota banget dan kita bisa lihat suasana Akiba itu seperti apa, dan di seri Sunshine banyak mengandalkan backgraound laut dan pantai yang membuat rileks mata.

Untuk musik-musiknya saya rasa jauh lebih enak didenger adalah dari grup Aqours meskipun tetep gak bisa ngalahin Snow Halation-nya µ's. Tapi musik playerku lebih banyak lagu dari Aqours daripada µ's (dari Anime atau bahkan lagu-lagu dari subunitnya). Tema keseluruhan dari lagu Love Live! adalah menemukan semangat baru, hanya itu(kecuali lagu dari subunit). Untuk background musik dari kedua seri ini juga pas dan sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga feel waktu nonton bisa dapet. Di seri Sunshine lagu yang dibawakan di sela-sela musim benar-benar sesuai dengan kondisi Aqours. Dari insert song di episode 3, 6, 9, 11, dan 13 semuanya menunjukkan tema lagu tersebut sesuai dengan apa yang dialami Aqours, hal ini tidak saya temukan di seri pertama.

Bokura no Live Kimi no Life
Mijuku DREAMER! 

Konser pertama mereka dengan 9 anggota.

Secara keseluruhan saya benar-benar menikmati kedua seri anime ini. Dengan unsur kerja keras, persahabatan, dan kemenangan(belum ditunjukkan Aqours) membuat saya menilai anime ini layak untuk ditonton. Menunjukkan persahabat sembilan gadis yang saling bahu membahu untuk mencapai tujuannya, kehidupan sehari-hari mereka, komedi yang ringan, kemudian konflik-konflik kecil yang biasa dialami gadis SMA membuat saya hanyut dalam ceritanya. µ's dengan setting Akihabara banget dan Aqours dengan setting pesisir dengan adat-istiadat yang mereka miliki. Sebenarnya saya berharap terdapat scene bagaimana mereka membuat lagu, koreografi, dan kostum secara khusus karena kebanyakan mereka membuat lagu yang tiba-tiba saja sudah jadi dan langsung cap cus on stage namun itu bukan masalah sih yang penting lagu mereka enak di dengar.

Mungkin dari review di atas mungkin kalian berpendapat bahwa penulisnya Aqours-sentris karena nulis Aqours bagus-bagus mulu dan mungkin juga kalian ada yang berpendapat µ's lebih baik. Ok it’s fine! Kalian memiliki pendapat kalian masing-masing dalam menilai. Namun, saya jujur kalau saya mulai menyukai Love Live! setelah saya menonton seri Love Live! Sunshine!! Ketimbang Love Live! School Idol Project. Maka, mungkin karena itu saya jadi lebih mengarah ke Aqours. Tapi, saya juga ingin menyukai µ's sampai akhirnya saya nonton seri pertama berkali-kali namun masih belum nemu feel-nya. Kalau ada yang ingin menceritakan hal yang membuat saya menyukai µ's saya persilahkan dan saya terima masukan kalian. Jadi, mungkin itu saja review dari saya tentang anime Love Live! dan selanjutnya mungkin saja saya akan mengubah pandangan saya tentang Aqours setelah melihat season 2 nya yang sekarang masih Airing (btw, saya tipe penonton anime musiman jadi yang season 2 belum nonton dan tolong jangan spoiler, terima kasih). Itu saja dan terima kasih sudah membaca review saya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Love Live! Sunshine!! Manga Chapter 1